Oleh : Roberta Isabela Ngao, S.Pd
Guru SMAN 1 Keo Tengah
Para ahli geografi mengembangkan empat
prinsip geografi, yaitu prinsip penyebaran, interrelasi, deskriptif dan
korologi (keruangan). Prinsip ini digunakan untuk menjelaskan fakta atau
fenomena geosfer, pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari pada geosfer,
dan menarik kesimpulan ada tidaknya keterkaitan fenomena di suatu tempat dengan
tempat lain di muka bumi. Gatot Harmanto (2013) mendefenisikan geografi sebagai
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut
pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Permasalahan yang penulis hadapi di
kelas XA SMA Negeri 1 Keo Tengah yaitu siswa kurang berminat mengikuti proses
pembelajaran di kelas, terkhusus materi prinsip-prinsip geografi. Kondisi
seperti ini terjadi karena metode yang guru pakai adalah metode ceramah.
Penerapan metode ini, membuat proses pembelajaran menjadi monoton dan hanya
berpusat pada guru. Penggunaan metode ceramah yang hanya berpusat pada guru,
sudah tidak sesuai dengan kondisi siswa menyebabkan siswa kesulitan untuk
memahami materi prinsip geografi. Penerapan model serta strategi pembelajaran
yang monoton ini, menyebabkan minat siswa untuk mempelajari materi prinsip
geografi yang diberikan guru menjadi hilang. Siswa kemudian menganggap proses
pembelajaran sebagai sesuatu yang membebani mereka.
Sebenarnya ada begitu banyak model
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran demi
meningkatkan peran aktif siswa serta mengurangi pembelajaran yang berpusat pada
guru. Solusi yang penulis ambil untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi di
kelas XA SMA Negeri 1 Keo Tengah yaitu meningkatkan minat dan peran aktif siswa
serta mengurangi pembelajaran yang berpusat pada guru. Model pembelajaran yang
digunakan guru adalah model pembelajaran kooperatif pendekatan Student Teams Achievement Division
(STAD). Wina (2008: 242) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif
pendekatan STAD merupakan model pembelajaran yang menggunakan sistem
pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara 4 – 5 orang siswa yang memiliki
latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda. Menurut
Ibrahim (dalam Trianto,2007) pembelajaran kooperatif memiliki beberapa langkah.
Pertama,
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Pada tahap ini guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengaplikasikan prinsip-prinsip geografi
dalam mengkaji fenomena geosfer dan memotivasi siswa untuk belajar melalui
buku-buku sumber yang ada.
Kedua,
menyajikan informasi. Pada tahap ini, guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Bahan bacaan yang diberikan yaitu
berupa contoh-contoh fenomena geosfer yang ada di dalam buku sumber atau bahan
ajar serta kejadian nyata yang terjadi di permukaan bumi.
Ketiga,
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Pada tahap ini guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Dari jumlah siswa
kelas XA yang berjumlah 31 siswa dibagi dalam 7 kelompok (4 kelompok anggotanya
berjumlah 4 siswa, sedangkan 3 kelompok yang lainnya 5 siswa). Masing-masing
kelompok diberi pengertian untuk saling membantu atau bekerja sama dalam
kelompok.
Keempat,
membimbing kelompok bekerja dan belajar. Pada tahap ini guru membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Masing
–masing kelompok diminta untuk menemukan fenomena-fenomena geosfer yang terjadi
yang berkaitan dengan prinsip-prinsip geografi. Contoh fenomena-fenomena
geosfer bisa ditemukan dalam kehidupan nyata atau dari sumber- sumber lain
seperti buku sumber, internet atau media massa lainnya. Masing-masing kelompok
diberi kesempatan berdiskusi selama 20 menit dengan panduan pertanyaan yang
diberikan oleh guru, yang berkaitan dengan materi prinsip geografi.
Kelima,
evaluasi. Pada tahap evaluasi, guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau bisa juga dilakukan evaluasi dengan cara
masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerjanya. Masing – masing
kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasekan hasil diskusinya selama 7
menit. Setelah semua kelompok mempresentasekan hasil diskusinya masing-masing,
guru memberikan masukan atau perbaikan bagi kelompok yang hasil diskusinya
perlu perbaikan.
Keenam,
memberikan penghargaan. Di tahap ini, guru mencari cara-cara untuk menghargai
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Salah satu cara yang dipilih
guru untuk menghargai pekerjaan siswa yaitu melalui pemberian nilai baik nilai
perorangan maupun nilai kelompok.
Model pembelajaran
kooperatif pendekatan STAD ini digunakan oleh penulis dalam proses pembelajaran
geografi di kelas XA SMA Negeri 1 Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo. Model
pembelajaran ini digunakan oleh penulis untuk meningkatkan peran aktif siswa
dalam proses pembelajaran geografi materi prinsip geografi dengan asumsi bahwa
ketika siswa terlibat aktif, maka perlahan-lahan pemahaman siswapun bertambah
sehingga pada akhirnya prestasi belajar geografi siswapun akan meningkat. (*)







0 komentar:
Posting Komentar