Selasa, 15 November 2016

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas X-A SMA Negeri 1 Keo Tengah pada Materi Prinsip-Prinsip Geografi

Oleh : Roberta Isabela Ngao, S.Pd
Guru SMAN 1 Keo Tengah

         
         Ruang lingkup ilmu geografi meliputi segala fenomena yang terjadi di permukaan bumi dengan berbagai variasi dan organisasi keruangannya sehingga geografi dapat memperoleh data dan fakta di manapun dan kapanpun. Sebagai sebuah disiplin ilmu, geografi memiliki prinsip-prinsip dalam mempelajari objek kajiannya.
Para ahli geografi mengembangkan empat prinsip geografi, yaitu prinsip penyebaran, interrelasi, deskriptif dan korologi (keruangan). Prinsip ini digunakan untuk menjelaskan fakta atau fenomena geosfer, pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari pada geosfer, dan menarik kesimpulan ada tidaknya keterkaitan fenomena di suatu tempat dengan tempat lain di muka bumi. Gatot Harmanto (2013) mendefenisikan geografi sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Permasalahan yang penulis hadapi di kelas XA SMA Negeri 1 Keo Tengah yaitu siswa kurang berminat mengikuti proses pembelajaran di kelas, terkhusus materi prinsip-prinsip geografi. Kondisi seperti ini terjadi karena metode yang guru pakai adalah metode ceramah. Penerapan metode ini, membuat proses pembelajaran menjadi monoton dan hanya berpusat pada guru. Penggunaan metode ceramah yang hanya berpusat pada guru, sudah tidak sesuai dengan kondisi siswa menyebabkan siswa kesulitan untuk memahami materi prinsip geografi. Penerapan model serta strategi pembelajaran yang monoton ini, menyebabkan minat siswa untuk mempelajari materi prinsip geografi yang diberikan guru menjadi hilang. Siswa kemudian menganggap proses pembelajaran sebagai sesuatu yang membebani mereka.
Sebenarnya ada begitu banyak model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran demi meningkatkan peran aktif siswa serta mengurangi pembelajaran yang berpusat pada guru. Solusi yang penulis ambil untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi di kelas XA SMA Negeri 1 Keo Tengah yaitu meningkatkan minat dan peran aktif siswa serta mengurangi pembelajaran yang berpusat pada guru. Model pembelajaran yang digunakan guru adalah model pembelajaran kooperatif pendekatan Student Teams Achievement Division (STAD). Wina (2008: 242) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif pendekatan STAD merupakan model pembelajaran yang menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara 4 – 5 orang siswa yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda. Menurut Ibrahim (dalam Trianto,2007) pembelajaran kooperatif memiliki beberapa langkah.
Pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengaplikasikan prinsip-prinsip geografi dalam mengkaji fenomena geosfer dan memotivasi siswa untuk belajar melalui buku-buku sumber yang ada.
Kedua, menyajikan informasi. Pada tahap ini, guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Bahan bacaan yang diberikan yaitu berupa contoh-contoh fenomena geosfer yang ada di dalam buku sumber atau bahan ajar serta kejadian nyata yang terjadi di permukaan bumi.
Ketiga, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Pada tahap ini guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Dari jumlah siswa kelas XA yang berjumlah 31 siswa dibagi dalam 7 kelompok (4 kelompok anggotanya berjumlah 4 siswa, sedangkan 3 kelompok yang lainnya 5 siswa). Masing-masing kelompok diberi pengertian untuk saling membantu atau bekerja sama dalam kelompok.
Keempat, membimbing kelompok bekerja dan belajar. Pada tahap ini guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Masing –masing kelompok diminta untuk menemukan fenomena-fenomena geosfer yang terjadi yang berkaitan dengan prinsip-prinsip geografi. Contoh fenomena-fenomena geosfer bisa ditemukan dalam kehidupan nyata atau dari sumber- sumber lain seperti buku sumber, internet atau media massa lainnya. Masing-masing kelompok diberi kesempatan berdiskusi selama 20 menit dengan panduan pertanyaan yang diberikan oleh guru, yang berkaitan dengan materi prinsip geografi.
Kelima, evaluasi. Pada tahap evaluasi, guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau bisa juga dilakukan evaluasi dengan cara masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerjanya. Masing – masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasekan hasil diskusinya selama 7 menit. Setelah semua kelompok mempresentasekan hasil diskusinya masing-masing, guru memberikan masukan atau perbaikan bagi kelompok yang hasil diskusinya perlu perbaikan.
Keenam, memberikan penghargaan. Di tahap ini, guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Salah satu cara yang dipilih guru untuk menghargai pekerjaan siswa yaitu melalui pemberian nilai baik nilai perorangan maupun nilai kelompok.
Model pembelajaran kooperatif pendekatan STAD ini digunakan oleh penulis dalam proses pembelajaran geografi di kelas XA SMA Negeri 1 Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo. Model pembelajaran ini digunakan oleh penulis untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran geografi materi prinsip geografi dengan asumsi bahwa ketika siswa terlibat aktif, maka perlahan-lahan pemahaman siswapun bertambah sehingga pada akhirnya prestasi belajar geografi siswapun akan meningkat. (*)

0 komentar:

Posting Komentar