PENERAPAN TEKNIK TRIFOKUS STEVE SNYDER
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT
PADA SISWA KELAS XI IPS-2 SMA NEGERI 1 KEO TENGAH KABUPATEN NAGEKEO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh:
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT
PADA SISWA KELAS XI IPS-2 SMA NEGERI 1 KEO TENGAH KABUPATEN NAGEKEO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh:
Maximus Soo Lundu, S.Pd
SMA Negeri 1 Keo Tengah - Nagekeo
Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) terjadinya peningkatan kemampuan
membaca cepat melalui penerapan teknik Trifokus Steve Snyder pada siswa kelas
XI IPS-2 SMA Negeri 1 Keo Tengah Kabupaten Nagekeo tahun pelajaran 2015/2016;
dan (2) terjadinya perubahan perilaku siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Keo
Tengah Kabupaten Nagekeo tahun pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran membaca
cepat melalui penerapan teknik Trifokus Steve Snyder. Teknik Trifokus Steve
Snyder merupakan salah satu teknik membaca cepat yang membagi titik konsentrasi
pandangan mata terpusat pada tiga fokus, yakni sebagian dipusatkan di sebelah
kiri, sebagian di sebelah tengah, dan sebagian dipusatkan di sebelah kanan.
Hasil penelitian menunjukkan, terjadinya peningkatan kemampuan membaca cepat
dan terjadinya perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran membaca cepat dengan
teknik Trifokus Steve Snyder. Peningkatan kemampuan membaca cepat terlihat dari
peningkatan kecepatan membaca sebesar 42,15 kpm, peningkatan pemahaman isi bacaan
sebesar 15,67, peningkatan KEM sebesar 66,63 kpm. Sedangkan perubahan perilaku
siswa terindikasi dari terjadinya perubahan perilaku ke arah positif sebesar
1,74 di akhir siklus. Dengan demikian, penerapan teknik Trifokus Steve Snyder
dalam pembelajaran membaca cepat terbukti dapat meningkatkan kemampuan membaca
cepat siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Keo Tengah Kabupaten Nagekeo.
Kata
kunci: teknik Trifokus Steve Snyder, peningkatan
kemampuan membaca cepat.
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Aktivitas membaca kerap dilakukan secara
luas oleh siapa saja dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membaca, seseorang
dapat menemukan informasi, memperoleh pengalaman, memperluas wawasan, serta
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuannya. Mengingat pentingnya manfaat yang
diperoleh dari membaca, sebagian besar orang menempatkan membaca sebagai suatu
aktivitas rutin, bahkan dianggap sebagai suatu kebutuhan yang harus sedapat
mungkin untuk dipenuhi setiap hari. Aktivitas membaca yang dilakukan secara
rutin memungkinkan seseorang memiliki keterampilan membaca secara memadai.
Keterampilan membaca penting dimiliki
dalam kegiatan membaca. Keterampilan membaca diperlukan agar tujuan dan manfaat
membaca dapat tercapai secara efektif.
Memadainya keterampilan membaca akan memudahkan pembaca memahami isi
bacaan secara cepat dan akurat. Sebaliknya, kurang memadainya keterampilan
membaca akan menjadi faktor penghambat
bagi seorang pembaca dalam memahami isi bacaan. Ini berarti bahwa keterampilan
membaca menjadi syarat mutlak yang diperlukan oleh setiap orang dalam aktivitas
membacanya.
Sebagai salah satu aspek keterampilan
berbahasa, membaca telah menjadi bagian yang terintegrasi dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia di sekolah pada berbagai jenjang pendidikan, termasuk
pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pembelajaran membaca di SMA, sebagaimana tertuang dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
diberikan dengan tujuan agar siswa memiliki keterampilan membaca yang
memadai dalam berbagai bentuk dan jenis kegiatan membaca, termasuk keterampilan siswa dalam hal membaca
cepat.
Pembelajaran membaca cepat, sebagaimana rumusan kompetensi dasar dalam
Standar Isi mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas XI, diupayakan untuk
mencapai 2 hal penting. Pertama, pembelajaran membaca cepat diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan pokok-pokok isi bacaan secara
akurat. Kedua, pembelajaran membaca
cepat juga diharapkan dapat meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa
SMA minimal sampai sebanyak 300 kata per menit. Kedua hal ini menjadi tolok
ukur utama yang mestinya mampu dicapai siswa setelah pembelajaran membaca
cepat.
Kendati pembelajaran membaca cepat telah
berlangsung, kemampuan membaca cepat siswa sering belum menampakkan hasil
sebagaimana harapan. Kenyataan menunjukkan bahwa dari ketiga rombongan belajar di
kelas XI yang diasuh peneliti, kemampuan membaca cepat siswa kelas XI IPS-2 SMA
Negeri 1 Keo Tengah berada pada taraf yang paling rendah. Hasil tes membaca
cepat memperlihatkan bahwa rata-rata kecepatan membaca sebesar 216,09 kpm. Dari 24 siswa, hanya terdapat 3 siswa yang kecepatan membacanya berada pada
rentangan minimal 251 – 300 kpm dengan persentase capaian kecepatan membaca
klasikal sebesar 12,50%. Selain itu, hasil tes pemahaman bacaan menunjukkan,
nilai rata-rata pemahaman bacaan sebesar 64,50. Dari 24 siswa, hanya ada 4
siswa yang mencapai nilai minimal antara 75 – 84 dengan persentase ketuntasan
klasikal sebesar 16,67%. Berdasarkan
perhitungan kecepatan efektif membaca (KEM), rata-rata KEM siswa sebesar 143,13
kpm di mana hanya terdapat 3 siswa yang mencapai KEM minimal pada rentangan 188
– 225 kpm dengan persentase capaian KEM klasikal sebesar 12,50%.
Hasil tes membaca cepat sebagaimana
dipaparkan di atas menunjukkan kurang memadainya kemampuan membaca cepat pada
siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Keo Tengah. Selain itu, berdasarkan
pengamatan sepintas, terlihat bahwa siswa kurang berminat dalam mengikuti
pembelajaran membaca cepat. Siswa tampak cenderung terbawa-bawa oleh kebiasaan
membaca yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam kegiatan membaca cepat,
misalnya membaca kata demi kata, melakukan pelafalan, menggerakkan bibir,
melakukan regresi, dan sebagainya. Hal ini
merupakan hambatan sekaligus masalah yang diduga disebabkan oleh penerapan
teknik yang belum tepat dalam pembelajaran membaca cepat.
Sebagai guru pengampu mata pelajaran
Bahasa Indonesia, kondisi objektif dan permasalahan yang digambarkan di atas
perlu diambil tindakan perbaikan. Penulis berkeyakinan, kemampuan membaca cepat
siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan teknik yang sesuai dengan kondisi
siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca cepat. Oleh karena itu, penulis
menawarkan solusi berupa penerapan teknik Trifokus
Steve Snyder dalam pembelajaran membaca cepat guna meningkatkan kemampuan membaca
cepat pada siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Keo Tengah Kabupaten Nagekeo tahun
pelajaran 2015/2016”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang
dipaparkan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan sebagai
berikut.
1.
Apakah
penerapan teknik Trifokus Steve Snyder
dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat pada siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri
1 Keo Tengah Kabupaten Nagekeo tahun pelajaran 2015/2016?
2.
Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Keo Tengah
Kabupaten Nagekeo tahun pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran membaca cepat
melalui penerapan teknik Trifokus Steve
Snyder?
1.3
Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas,
penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan:
1.
terjadinya
peningkatan kemampuan membaca cepat melalui penerapan teknik Trifokus Steve Snyder pada siswa kelas
XI IPS-2 SMA Negeri 1 Keo Tengah Kabupaten Nagekeo tahun pelajaran 2015/2016;
2.
terjadinya
perubahan perilaku siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Keo Tengah Kabupaten
Nagekeo tahun pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran membaca cepat melalui
penerapan teknik Trifokus Steve Snyder.
1.4
Metode Penelitian
Penelitian ini
merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Class
Action Research) yang dilakukan terhadap 24 siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri
1 Keo Tengah Kabupaten Nagekeo pada kurun waktu semester genap tahun pelajaran
2015/2016 yakni sejak tanggal 21 Maret sampai dengan tanggal 14 April 2016. Secara
umum pelaksanaan penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus di mana masing-masing
siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
variabel “penerapan
teknik Trifokus Steve Snyder” sebagai
variabel tindakan yang meliputi: (1) kegiatan
pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup serta variabel “kemampuan membaca cepat”
sebagai variabel masalah yang meliputi: (1) kecepatan membaca, (2) kemampuan
memahami isi bacaan, dan (3) kecepatan efektif membaca atau KEM.
Data dalam
penelitian ini dikumpulkan dengan teknik tes dan non-tes. Teknik tes terdiri
dari tes perbuatan (performance)
yakni tes kecepatan membaca dan tes pemahamam isi bacaan. Sedangkan teknik
non-tes terdiri dari observasi terhadap perilaku siswa yang didukung dengan
dokumentasi foto. Selanjutnya, semua data dianalisis dengan menggunakan teknik
deskripsi persentase. Adapun indikator
kinerja dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1)
Kecepatan
membaca minimal sebesar 251 – 300 kpm dan kecepatan efektif membaca minimal
sebesar 188 – 255 kpm.
2)
Persentase
capaian kecepatan membaca klasikal dan capaian kecepatan efektif membaca
klasikal sebesar 75%.
3) Skor pemahaman
isi bacaan minimal sebesar 75,00 atau berkategori minimal baik.
4)
Daya
serap klasikal tes pemahaman isi bacaan minimal sebesar 75,00 dengan persentase
ketuntasan klasikal tes pemahaman isi bacaan sebesar 75%.
5)
Perilaku
siswa berada pada kategori minimal baik (80,00).
6)
Persentase
perilaku positip siswa secara klasikal
minimal sebesar 80,00%.
2.
KAJIAN
TEORI
2.1
Teknik
Trifokus Steve Snyder
Teknik
Tri Fokus Steve Snyder adalah teknik pembelajaran membaca yang membagi
titik konsentrasi pandangan mata terpusat pada tiga fokus setiap barisnya.
Teknik ini diciptakan oleh Steve Snyder, seorang instruktur membaca, dan
diajarkannya untuk pertama kali di Super Camp yaitu sekolah untuk para
remaja yang dibuka pada tahun 1982 di San Diego, California. Menurut Sarwono (http://pakguruonline.pendidikan.net), teknik Tri Fokus Steve
Snyder merupakan teknik pembelajaran membaca yang terbilang baru. Teknik
ini mengajarkan kepada para siswa untuk
mengembangkan kemampuan periferal melalui latihan “trifokus” dengan membagi
titik konsentrasi pandangan mata terpusat pada tiga fokus, yakni sebagian
dipusatkan di sebelah kiri, sebagian di sebelah tengah, dan sebagian dipusatkan
di sebelah kanan seperti simbol pada ilustrasi berikut.
Simbol
Trifokus Steve Snyder
----------*------- -------*------- -------*----------
----------*------- -------*------- -------*----------
----------*------- -------*------- -------*----------
|
Sebagai
suatu teknik pembelajaran membaca mutakhir, Teknik Trifokus Steve Snyder memiliki beberapa keunggulan. Sarwono (http://pakguruonline.pendidikan.net)
berpendapat, Trifokus Steve Snyder cukup sederhana, mudah, dan praktis untuk
melatih kemampuan efektif membaca (KEM) siswa. Selanjutnya Badko (http://badko-pendidikan.blogspot.com), mengatakan bahwa latihan “trifokus” mampu menghilangkan kebiasaan
membaca satu demi satu kata secara terpisah.
Keunggulan lain dari teknik pembelajaran Trifokus Steve Snyder adalah
para siswa dapat mengetahui kelemahannya dalam membaca cepat dan dapat
mengubahnya menjadi kekuatan, sehingga upaya peningkatan membaca dapat terwujud.
Menurut
De Porter (2008: 271-273), untuk mencapai suatu proses membaca yang lebih
efektif, teknik Trifokus Steve Snyder
dibagi ke dalam langkah-langkah kegiatan sebagai berikut.
1.
Pendahuluan,
yang meliputi pemberian motivasi berkaitan dengan kegiatan membaca cepat dan
pemahaman serta pengenalan tentang teknik Trifokus
Steve Snyder.
2.
Kegiatan
inti, yaitu praktik membaca dengan teknik Trifokus
Steve Snyder. Pada tahap ini siswa dikenalkan dan dilatih untuk
mengembangkan kemampuan periferal dengan latihan sederhana yaitu:
(1) Lihatlah secara langsung sebuah
objek.
(2) Rentangkan kedua lengan dengan jari
telunjuk mengarah ke atas.
(3) Gerakan lengan ke arah dalam secara
perlahan-lahan hingga terlihat jari-jari tadi.
(4) Perhatikan cakupan penglihatan mata
ketika melihat lurus ke depan.
Setelah latihan tersebut, guru dapat
memberi lembaran pada siswa berupa wacana yang frasenya dilingkari sebagai
fokus membaca. Lingkaran biru fokus 1, warna ungu sebagai fokus 2, dan hijau
muda fokus 3. Untuk membaca wacana, siswa hanya memperhatikan lingkaran dengan
tiga fokus, sebagian di kiri, tengah, dan sebagian lagi di kanan. Hal ini
dilakukan berulang-ulang beberapa menit.
3.
Penutup,
yaitu: siswa bersama guru menghitung KEM yang dicapai. Siswa diarahkan
menggunakan konsep tersebut untuk membaca sesungguhnya. Setelah selesai
membaca, siswa menghitung waktu yang digunakan kemudian bacaan dikumpulkan dan
siswa menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan tanpa melihat teks
bacaan. Sebagai akhir kegiatan pembelajaran, guru dapat meminta siswa untuk
mengoreksi hasil tes yang telah dikerjakan. Setelah itu, siswa menghitung
sendiri KEM mereka dengan menggunakan rumus yang telah disampaikan.
2.2
Membaca
Cepat
Membaca cepat merupakan salah satu
varian dalam kegiatan membaca. Menurut Nurhadi (2005:31), membaca cepat adalah
jenis membaca yang mengutamakan kecepatan tanpa meninggalkan pemahaman terhadap
aspek bacaan. Dengan demikian, seseorang dalam membaca tidak hanya kecepatannya
yang menjadi patokan namun juga disertai pemahaman dari bacaan. Selaras dengan
Nurhadi, Suyoto (2008) mengatakan bahwa membaca cepat merupakan sistem membaca
dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila seseorang dapat membaca
dengan waktu yang sedikit dan pemahaman yang tinggi maka seseorang
tersebut dapat dikatakan pembaca cepat.
Membaca cepat mempunyai tujuan dan manfaat.
Menurut Harjasujana (2004), tujuan membaca cepat yakni agar dalam waktu yang relatif singkat pembaca
mampu mendapatkan hasil dan memahami isi bacaan sebanyak-banyaknya. Adapun
manfaat yang dapat diperoleh dari membaca cepat yakni agar pembaca dapat
meninjau kembali secara garis besar materi yang pernah dibacanya dan memberikan
kesempatan untuk membaca secara lebih luas dengan perhatian difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau yang
belum dipahami.
Kecepatan membaca sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Pearson (dalam
Pamungkas: 2008) mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi kecepatan membaca
adalah faktor dalam (internal) dan
faktor luar (eksternal). Menurutnya,
faktor dalam (internal) meliputi
kompetensi bahasa, minat dan motivasi, sikap dan kebiasaan, dan kemampuan
membaca. Sedangkan faktor luar (eksternal) dibagi lagi menjadi dua
kategori, yaitu (a) unsur dalam bacaan, dan (b) sifat-sifat lingkungan baca.
Unsur-unsur dalam bacaan berkaitan dengan faktor keterbacaan dan faktor
organisasi teks. Sedangkan sifat lingkungan baca berkenaan dengan ketersediaan
fasilitas, guru, penggunaan model pengajaran, dan faktor-faktor lainnya.
Secara teoretis, kecepatan membaca dapat
ditingkatkan menjadi dua sampai tiga kali lipat dari kecepatan semula. Soedarso
(2004:19) menguraikan cara meningkatkan kecepatan membaca antara lain: (1)
melihat dengan otak karena otak menyerap apa yang dilihat mata serta persepsi
dan interpretasi otak terhadap tulisan yang dilihat oleh mata dapat
mempengaruhi pemahaman terhadap bacaan; (2) menggerakkan mata terarah (fixed)
pada suatu sasaran (kata) dan melompat ke sasaran berikutnya; (3)
melebarkan jangkauan mata dan lompatan mata yaitu satu fiksasi meliputi dua
atau tiga kata; (4) membaca satu fiksasi untuk satu unit pengertian; dan
(5) meningkatkan konsentrasi karena
dengan konsentrasi, pembaca menjadi cepat mengerti dan memahami bacaan.
Nurhadi (2005b:30-32) lebih detail
menguraikan cara meningkatkan kecepatan membaca yaitu (1) menerapkan metode dan
teknik membaca; (2) memilih aspek tertentu saja yang dibutuhkan dalam bacaan sesuai
dengan tujuan membaca; (3) membiasakan untuk membaca pada kelompok-kelompok
kata; (4) jangan mengulang kalimat yang telah dibaca; (5) jangan selalu
berhenti lama di awal baris atau kalimat; (6) cari kata-kata kunci yang menjadi
tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat; (7) abaikan kata-kata
tugas yang berulang-ulang seperti yang, di, dari, pada dan sebagainya; (8) jika
penulisan dalam bentuk kolom, arahkan gerak mata ke bawah lurus (vertikal).
Kecepatan membaca seseorang dapat diukur. Soedarso
(2004:14) menyatakan, rumus untuk
mengukur kecepatan membaca adalah : jumlah kata yang dibaca x 60 = jumlah kata per menit
jumlah waktu membaca
Sebagai contoh, apabila seseorang membaca
1.600 kata dalam 3 menit dan 20 detik
atau total 200 detik, maka kecepatan membacanya: 1600 : 200 x 60 = 480 kpm.
Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan yang dibaca, hitung jumlah kata dalam
lima baris dahulu lalu bagi lima. Hasilnya merupakan jumlah rata-rata per baris
dari bacaan itu. Lalu hitung jumlah baris yang dibaca dan kalikan dengan jumlah
rata-rata.
3.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Penelitian
3.1.1
Pra-siklus
Pra-siklus dilaksanakan tanggal 17 Maret
2016 di mana pembelajaran membaca cepat dilakukan secara konvensional. Pada
akhir kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan tes kemampuan membaca cepat.
Adapun hasil tes kemampuan membaca cepat pra-siklus disajikan sebagai berikut.
Tabel 1.
Hasil Tes Pra-siklus
No
|
Aspek Kemampuan Membaca Cepat
|
Frek. Siswa
|
Rata-rata
|
Kategori
|
Persentase Klasikal
|
1
|
Kecepatan
membaca
|
3
|
216,09
kpm
|
Sedang
|
12,50%
|
2
|
Pemahaman
isi bacaan
|
4
|
64,50
|
Sedang
|
16,67%
|
KEM
|
3
|
143,13
kpm
|
Sedang
|
12,50%
|
|
Hasil tes pra-siklus dalam tabel di atas
menunjukkan bahwa pada aspek kecepatan membaca, dari 24 siswa yang mengikuti
tes, hanya terdapat 3 siswa yang kecepatan membacanya mencapai rentangan kecepatan 251 – 300 kpm di mana
rata-rata kecepatan klasikal hanya sebesar 216,09 kpm atau berada pada kategori
sedang dengan persentase capaian kecepatan klasikal sebesar 12,50%. Selanjutnya,
pada aspek pemahaman isi bacaan, hanya ada 4 siswa yang berhasil memperoleh
nilai pada skor minimal 75,0 di mana rata-rata daya serap klasikal tes
pemahaman isi bacaan sebesar 64,50 pada kategori sedang dengan persentase
ketuntasan klasikal hanya 16,67%. Berdasarkan hasil tes kecepatan membaca dan
tes pemahaman isi bacaan pra-siklus, diperolehlah kecepatan efektif membaca
(KEM) pra-siklus yakni hanya 3 siswa yang mencapai KEM pada rentangan minimal
188 – 255 kpm dengan rata-rata capaian KEM klasikal sebesar 143,13 kpm atau
berkategori sedang sehingga persentase capaian KEM klasikal sebesar 12,50%.
Secara keseluruhan, hasil tes pra-siklus mengindikasikan bahwa kemampuan
membaca cepat siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Keo Tengah kurang memadai
sehingga perlu dibuat tindakan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
3.1.2
Siklus I
Bertolak dari hasil pra-siklus,
peneliti merencanakan tindakan perbaikan melalui siklus I yang berlangsung pada
tanggal 21 – 31 Maret 2016. Pada siklus ini, pembelajaran membaca cepat
dilaksanakan dengan menerapkan teknik Trifokus
Steve Snyder. Pada awal pertemuan, siswa diberi motivasi tentang pentingnya
membaca cepat dan penjelasan tentang teknik Trifokus
Steve Snyder. Selanjutnya siswa berlatih mengembangkan kemampuan periferal
dan dilatih membaca cepat teks dengan teknik Trifokus Steve Snyder. Pada
akhir pembelajaran, siswa diberi tes kecepatan membaca dan tes pemahaman isi
bacaan. Berikut disajikan hasil tes kemampuan membaca cepat siklus I.
Tabel 2.
Hasil Tes Kemampuan Membaca Cepat Siklus I
No
|
Aspek Kemampuan Membaca Cepat
|
Frek. Siswa
|
Rata-rata
|
Kategori
|
Persentase Klasikal
|
1
|
Kecepatan
membaca
|
16
|
249,85
kpm
|
Sedang
|
66,67%
|
2
|
Pemahaman
isi bacaan
|
13
|
71,17
|
Sedang
|
54,17%
|
KEM
|
11
|
181,94
kpm
|
Sedang
|
45,83%
|
|
Tabel hasil tes siklus I menunjukkan,
terdapat 16 siswa yang memenuhi standar kecepatan membaca pada rentangan 251 –
300 kpm dengan rata-rata capaian kecepatan membaca klasikal sebesar 249,85 kpm
atau berkategori sedang sehingga persentase capaian kecepatan membaca secara
klasikal sebesar 66,67%. Pada aspek pemahaman isi bacaan, tes pemahaman isi
bacaan siklus I menunjukkan terdapat 13 siswa mencapai skor minimal 75,0 di
mana rata-rata skor klasikal pemahaman isi bacaan sebesar 71,17 pada kategori
sedang dengan persentase ketuntasan hasil tes pemahaman isi bacaan sebesar
54,17%. Dari hasil tes kecepatan membaca dan tes pemahaman isi bacaan,
diketahui perolehan KEM siklus I yakni 11 siswa mencapai KEM minimal pada rentangan 188 – 255 kpm di mana
rata-rata KEM klasikal sebesar 181,94 kpm atau berada pada kategori sedang
sehingga persentase capaian KEM klasikal siklus I sebesar 45,83%.
Selain hasil tes kemampuan membaca
cepat, peneliti dengan bantuan 2 orang guru observer juga mengamati perilaku
siswa selama pembelajaran siklus I. Aspek-aspek perilaku siswa yang diamati
adalah: (1) perhatian siswa, (2) keantusiasan siswa, (3) keseriusan siswa, (4)
kemandirian, dan (5) keaktifan siswa. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari
24 siswa yang diamati, terdapat 16 siswa memperoleh rata-rata skor perilaku
pada kategori baik dengan rata-rata skor perilaku secara klasikal mencapai 83,92
sehingga persentase klasikal perilaku siswa sebesar 66,67%. sebagaimana tabel
berikut.
Tabel 3. Perilaku Siswa Siklus I
No
|
Frekuensi Siswa Berperilaku Baik
|
Skor
Klasikal
|
Persentase
Klasikal
|
1
|
16
|
83,92
|
66,67%
|
Secara keseluruhan, hasil siklus I belum
memenuhi harapan. Rata-rata kecepatan membaca hanya mencapai 249,85 kpm berada
di bawah rentangan kecepatan minimal 251 – 300 kpm dengan persentase capaian
kecepatan membaca secara klasikal hanya 66,67% dari 75,00% yang ditargetkan.
Rata-rata skor pemahaman bacaan secara klasikal hanya 71,17 dari skor minimal
75,00 di mana persentase ketuntasan klasikal hanya 54,17% dari persentase
ketuntasan minimal sebesar 75,00%. Rata-rata
skor KEM siswa baru mencapai 181,94 kpm berada di bawah skor KEM minimal 188 –
255 kpm dengan persentase capaian KEM hanya 45,83% dari persentase capaian KEM
minimal 75,00%. Skor perilaku siswa sebesar 83,92 telah mencapai target skor
perilaku minimal sebesar 80,00, tetapi capaian persentase siswa berperilaku
baik secara klasikal hanya sebesar 66,67% berada di bawah capaian persentase
minimal sebesar 80,00%. Dengan demikian, hasil penelitian siklus I masih perlu
diperbaiki pada siklus berikutnya.
3.1.3
Hasil
Siklus II
Pembelajaran siklus II merupakan upaya
perbaikan terhadap hasil yang diperoleh dari siklus I dan tetap menerapkan
teknik Trifokus Steve Snyder dalam
pembelajaran membaca cepat dengan langkah-langkah seperti pada siklus I. Pada
siklus ini, perbaikan difokuskan pada hal-hal: (1) memberikan motivasi lanjutan
kepada siswa; (2) menambah volume latihan kecepatan membaca; (3) memberikan
penekanan materi tentang pokok-pokok bacaan yang mesti dikuasai siswa; dan (4)
mengefektifkan langkah-langkah pembelajaran yang dapat menstimulasi terjadinya
perubahan perilaku siswa ke arah positif. Pada akhir pembelajaran siklus II,
siswa diberi tes kecepatan membaca dan tes pemahaman isi bacaan dengan hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.
Hasil Tes Kemampuan Membaca Cepat Siklus II
No
|
Aspek Kemampuan Membaca Cepat
|
Frek. Siswa
|
Rata-rata
|
Kategori
|
Persentase Klasikal
|
1
|
Kecepatan
membaca
|
19
|
258,24
kpm
|
Cepat
|
79,17%
|
2
|
Pemahaman
isi bacaan
|
20
|
80,17
|
Baik
|
83,33%
|
KEM
|
19
|
209,76
kpm
|
Cepat
|
79,17%
|
|
Hasil tes siklus II di atas
menunjukkan, dari 24 siswa, terdapat 19 siswa yang kecepatan membacanya telah mencapai rentangan
251 – 300 kpm dengan rata-rata capaian kecepatan membaca klasikal sebesar
258,24 kpm atau pada kategori cepat sehingga persentase capaian kecepatan
membaca secara klasikal sebesar 79,17%. Selanjutnya, pada aspek pemahaman isi
bacaan, tes pemahaman isi bacaan siklus II menunjukkan terdapat 20 siswa
mencapai skor minimal 75,00 di mana rata-rata skor klasikal pemahaman isi
bacaan sebesar 80,17 pada kategori baik dengan persentase ketuntasan hasil tes
pemahaman isi bacaan siklus II sebesar 83,33%. Dengan demikian diperolehlah KEM
siklus II yakni terdapat 19 siswa yang mencapai KEM minimal pada rentangan 188 – 255 kpm dengan
rata-rata KEM klasikal sebesar 209,76 kpm atau berada pada kategori cepat
sehingga persentase capaian KEM klasikal siklus II sebesar 79,17%.
Selanjutnya, hasil pengamatan perilaku
siswa siklus II menunjukkan bahwa dari 24 siswa yang diamati, terdapat 19 siswa
memperoleh rata-rata skor perilaku pada kategori baik dengan rata-rata skor
perilaku secara klasikal mencapai 85,66 sehingga persentase klasikal perilaku
siswa sebesar 83,33%. sebagaimana tabel berikut.
Tabel 5. Perilaku Siswa Siklus II
No
|
Frekuensi Siswa Berperilaku Baik
|
Skor
Klasikal
|
Persentase
Klasikal
|
1
|
20
|
85,66
|
83,33%
|
Pada umumnya, hasil siklus II sudah
memenuhi target yang diharapkan. Rata-rata kecepatan membaca mencapai 258,24
kpm dari rentangan kecepatan minimal 251 – 300 kpm dengan persentase capaian
kecepatan membaca secara klasikal sebesar 79,17% dari 75,00% yang ditargetkan.
Rata-rata skor pemahaman bacaan secara klasikal sebesar 80,17 dari skor minimal
75,00 di mana persentase ketuntasan klasikal mencapai 83,33% dari persentase
ketuntasan minimal sebesar 75,00%.
Rata-rata skor KEM siswa mencapai 209,76 kpm dari skor KEM minimal 188 –
255 kpm dengan persentase capaian KEM sebesar 79,17% dari persentase capaian KEM
minimal 75,00%. Skor perilaku siswa sebesar 85,66 telah mencapai target skor
perilaku minimal sebesar 80,00, dan capaian persentase siswa berperilaku baik
secara klasikal sebesar 83,33% dari persentase minimal sebesar 80,00%. Dengan hasil
yang dicapai pada siklus II ini, penulis memutuskan bahwa rangkaian penelitian
ini dinyatakan selesai.
3.2
Pembahasan
3.2.1
Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat
Berdasarkan
hasil penelitian yang dipaparkan terdahulu,
disajikan rekapitulasi hasil tes kemampuan membaca cepat sebagai berikut.
Tabel
6. Rekapitulasi Kemampuan Membaca Cepat Pra-siklus, Siklus I, dan Siklus II
No.
|
Aspek
|
Hasil Tes
Kecepatan
|
Peningkatan
|
||||
PS
|
S1
|
S2
|
PS-S1
|
S1-S2
|
PS-S2
|
||
1
|
Kecepatan Membaca
|
||||||
Ø
Rata-rata
|
216,09
|
249,85
|
258,24
|
33,76
|
8,39
|
42,15
|
|
Ø
Persentase
|
12,50%
|
66,67%
|
79,17%
|
54,17%
|
12,50%
|
66,67%
|
|
2
|
Pemahaman
Bacaan
|
||||||
Ø
Nilai rata-rata
|
64,50
|
71,17
|
80,17
|
6,67
|
9,00
|
15,67
|
|
Ø
Persentase
|
16,67%
|
54,17%
|
83,33%
|
37,50%
|
29,16%
|
66,66%
|
|
KEM
|
|||||||
Ø Rata-rata KEM
|
143,13
|
181,94
|
209,76
|
38,81
|
27,82
|
66,63
|
|
Ø Persentase
capaian
|
12,50%
|
45,83%
|
79,17%
|
33,33%
|
33,34%
|
66,67%
|
|
Keterangan:
PS = Pra-siklus
S1 = Siklus I
S2 = Siklus II
Tabel 6 di atas menunjukkan
terjadinya peningkatan kemampuan membaca cepat pada siswa kelas XI IPS-2 SMA
Negeri 1 Keo Tengah. Pada aspek kecepatan membaca, rata-rata kecepatan membaca
pra-siklus sebesar 216,09 kpm, siklus I sebesar 249,85 kpm atau meningkat
sebesar 33,76 kpm dari pra-siklus, dan siklus II sebesar 258,24 kpm atau
meningkat 8,39 kpm dari siklus I sehingga total peningkatan kecepatan membaca dari
pra-siklus ke siklus II sebesar 42,15 kpm. Persetase capaian kecepatan membaca
klasikal pra-siklus sebesar 12,50%, siklus I sebesar 66,67% atau meningkat
sebesar 54,17% dari pra-siklus, dan pada siklus II sebesar 79,17% atau
meningkat sebesar 12,50% dari siklus I sehingga total peningkatan persentase
capaian kecepatan membaca klasikal dari pra-siklus ke siklus II sebesar 66,67%.
Pada aspek
pemahaman isi bacaan, rata-rata skor pemahaman bacaan pra-siklus sebesar 64,50,
siklus I sebesar 71,17 atau meningkat sebesar 6,67 dari pra-siklus, dan pada
siklus II sebesar 80,17 atau meningkat sebesar 9,00 dari siklus I sehingga
total peningkatan rata-rata skor pemahaman bacaan dari pra-siklus ke siklus II
sebesar 15,67. Persentase ketuntasan tes pemahaman bacaan pra-siklus sebesar
16,67%, siklus I sebesar 54,17% atau meningkat sebesar 37,50% dari pra-siklus,
dan pada siklus II sebesar 83,33% atau meningkat sebesar 29,16% dari siklus I
sehingga total peningkatan persentase ketuntasan tes pemahaman bacaan dari
pra-siklus ke siklus II sebesar 66,66%.
Selanjutnya
rata-rata KEM siswa pra-siklus sebesar 143,13 kpm, siklus I sebesar 181,94 kpm
atau meningkat sebesar 38,81 kpm dari pra-siklus, dan pada siklus II sebesar
209,76 kpm atau meningkat sebesar 27,82 kpm dari siklus I sehingga total
peningkatan KEM dari pra-siklus ke siklus II sebesar 66,63 kpm. Persentase
capaian KEM pra-siklus sebesar 12,50%, siklus I sebesar 45,83% atau meningkat
sebesar 33,33% dari siklus I, dan pada siklus II sebesar 79,17% atau meningkat
sebesar 33,34% dari siklus I sehingga
total peningkatan KEM dari pra-siklus ke siklus II sebesar 66,67%.
3.2.2
Perubahan
Perilaku Siswa
Adapun rekapitulasi perilaku siswa
hasil penelitian siklus I dan siklus II disajikan sebagai berikut.
Tabel 7. Rekapitulasi Perilaku
Siswa Siklus I dan Siklus II
No.
|
Aspek
|
Hasil Penelitian
|
Perubahan
|
|
S1
|
S2
|
S1 – S2
|
||
1
|
Rata-rata skor perilaku
|
83,92
|
85,66
|
1,74
|
2
|
Persentase capaian perilaku
|
66,67%
|
83,33%
|
16,66%
|
Tabel 7 di atas memperlihatkan
terjadinya perubahan perilaku siswa ke arah positif. Rata-rata skor perilaku
siswa siklus I sebesar 83,33 dan skor perilaku siswa siklus II sebesar 83,92
sehingga terjadinya perubahan skor perilaku siswa dari siklus I ke siklus II
sebesar 0,59. Sedangkan persentase capaian perilaku siswa siklus I sebesar
66,67% dan pada siklus II sebesar 85,66% sehingga terjadinya perubahan
persentase perilaku siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 18,99%.
4.
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang dideskripsikan penulis pada bagian terdahulu, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
1)
Penerapan
teknik Trifokus Steve Snyder dalam pembelajaran membaca cepat terbukti
meningkatkan kemampuan membaca cepat Terjadinya peningkatan kemampuan membaca
cepat siswa kelas XI IPS-2 terindikasi dari terjadinya peningkatan skor dan
persentase capaian kecepatan membaca siswa sebesar 42,15 kpm dan 66,67%;
peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan pemahaman bacaan sebesar
15,67 dan 66,66%; dan peningkatan skor dan persentase capaian KEM sebesar 66,63
kpm dan 66,67%.
2)
Penerapan
teknik Trifokus Steve Snyder dalam pembelajaran membaca cepat terbukti
menyebabkan perubahan perilaku ke arah positif pada siswa kelas XI IPS-2 SMA
Negeri 1 Keo Tengah tahun pelajaran 2015/2016 selama pembelajaran membaca cepat
berlangsung. Perubahan perilaku siswa ke arah positif terindikasi dari
perubahan skor rata-rata perilaku siswa sebesar 1,74 dan perubahan persentase
klasikal capaian perilaku siswa sebesar 16,66% ke arah positif.
4.2
Saran
Sehubungan dengan hasil yang diperoleh
dalam penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut.
1.
Bagi
guru bahasa Indonesia, hendaknya menggunakan teknik pembelajaran membaca
cepat yang
memungkinkan siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca cepatnya, di
mana penerapan
teknik Trifokus Steve Snyder dan hasil
yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif dalam pembelajaran membaca cepat.
2.
Bagi
siswa, pembelajaran membaca cepat akan efektif meningkatkan kemampuan membaca apabila
siswa memandang proses pembelajaran membaca cepat secara positif sehingga hasil
yang diperoleh sesuai dengan harapan.
3.
Bagi
peneliti, hasil penelitian ini diharapakan dapat berguna sebagai bahan untuk
pembelajaran dan perbandingan guna melakukan penelitian serupa dalam kegiatan
penelitian lanjutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan
Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.
Badko.
2006. Badko – Pendidikan. (http://badko-pendidikanblogspot.com/) diakses pada tanggal 03 Maret 2016.
Porter,
Bobbi dan Mike Hernacki. 2008. Quantum
Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa.
Harjasujana
, Akhmad Slamet. 1996 . Membaca 2
.Jakarta . Depdiknas
Nurhadi.
1987. Membaca Cepat Dan Efektif .
Malang: YA3 Malang Press.
---------.
2004. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung:Sinar Baru
Algesindo.
---------.
2005a. Membaca Cepat dan Efektif (Teori dan Latihan). Bandung: SinarBaru
Algensindo.
---------.
2005b. Bagaimanakah Meningkatkan Kecepatan Membaca? Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sarwono,
Muhammad. 2003. Peningkatan Kecepatan
Efektif Membaca (KEM) dengan Teknik Tri Fokus Steve Snyder. (http://pakguruonline.
pendidikan.net.) diakses 03 Maret 2016.
Soedarso. 2005. Speed Reading : Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta
: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suyoto.
(2007). Sistem Membaca Cepat Dan Efektif.
[Online]. Tersedia: http: // bhsindo. multiply.com/ journal/ item/ 1
diakses 05 Maret 2016.
Wainwright, Gordon. 2007. Speed Reading Better Recalling : MemanfaatkanTeknik-teknik
Teruji Untuk Membaca Lebih Cepat dan Mengingat SecaraMaksimal. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Wastuni.
2009. Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat
dan Memahami Bacaan dengan Teknik Tri Fokus Steve Snyder. (http://biologistaicrb.web.
id/blog/peningkatan-kemampuan-membaca-cepat-dan memahami-bacaan
dengan-teknik-tri-fokus-Steve-Snyder/ diakses 10 Maret 2016







trims
BalasHapus